Cahaya dan keceriaan yang
datang karena menahan mata ini bisa terlihat di mata, wajah dan seluruh. Ada
beberapa manfaat yang bisa diperoleh karena menahan pandangan mata, Ibnu Qoyyim
Al-Jauziyyah (1417:75) merincinya sebagai berikut:
1.
Membersihkan
hati dari derita penyesalan
Siapa yang suka mengumbar pandangan
matanya, maka penyesalan yang dia rasakan tiada henti-hentinya. Padangan akan
menyusup ke dalam hati seperti anak panah yang meluncur saat dibidikkan. Jika
tidak membunuh, tentu anak panah akan membuat luka atau pandangan itu seperti
bara api yang dilemparkan ke dahan-dahan kering. Jika tidak membakar semuanya,
tentu ia akan membakar sebagian di antaranya.
Ada pula sebuah hadis yang serupa dengan
ini, dan bahkan merupakan bagian darinya, “Pandangan mata itu (laksana) anak
panah beracun dari berbagai macam anak panah iblis. Barangsiapa menahan
pandangannya dari keindahan-keindahan wanita, maka Allah mewariskan kelezatan
di dalam hatinya, yang akan dia dapatkan hingga dari dia bertemu dengan-NYA.”
2.
Mendatangkan
kekuatan firasat yang benar
Menahan pandangan bisa mendatangkan
kekuatan firasat, karena firasat itu termasuk cahaya dan buah dari cahaya. Jika
hati bercahaya, maka firasat juga tidak akan meleset. Sebab hati itu
kedudukannya seperti cermin yang memperlihatkan seluruh data seperti apa
adanya. Sedangkan orang mengumbar pandangan matanya, maka dia seperti
menghembuskan nafsu di cermin hatinya, sehingga cahayanya menjadi pudar.
Syuja’ Al-Karmany berkata, “Jika zhahir
seseorang mengikuti Sunnah, batinnya merasakan pengawasan Allah, dia menahan
pandangan mata dari hal-hal yang diharamkan, menahan diri dari syahwat dan
memakan yang halal, tentu firasatnya tidak akan meleset.” Syuja’ ini dikenal
sebagai orang yang firasatnya tidak pernah meleset.
3.
Membuka
pintu dan jalan ilmu serta memudahkan untuk mendapat sebab-sebab ilmu
Hal ini terjadi karena adanya hati. Jika
hati bersinar terang, maka akan muncul hakikat-hakikat pengetahuan di dalamnya
dan mudah dikuak, sehingga sebagian demi sebagian ilmu itu bisa diserap. Namun
siapa yang mengumbar pandangan matanya, maka hatinya akan menjadi kelam dan
gelap. Jalan dan pintu ilmu menjadi tertutup.
4.
Mendatangkan
kekuatan hati, keteguhan dan keberanian
Dengan begitu seseorang yang menahan
pandangan matanya bisa menguasai pandangan itu yang disertai penguasaan
terhadap hujjah. Di dalam atsar disebutkan, “Siapa
yang menentang hawa nafsunya, maka syetan merasa takut kepadanya.” Oleh
karena itu, di antara orang yang mengikuti hawa nafsunya ada yang hatinya
menjadi hina dan lemah, jiwanya kerdil dan tak ada harganya, karena Allah juga
menjadikannya orang yang lebih mementingkan hawa nafsunya daripada
keridhaan-NYA.
5.
Mendatangkan
kegembiraan, kesenangan dan kenikmatan
Tidak dapat diragukan, jika seseorang
menentang hawa nafsunya, tentu kesudahannya adalah kegembiraan, kesenangan dan
kenikmatan yang jauh lebih besar dari kenikmatan mengikuti hawa nafsu. Oleh karena
itulah akal lebih menonjol daripada hawa nafsu.
6.
Membebaskan
hati dari tawanan syahwat
Sesungguhnya orang yang layak disebut tawanan
adalah orang yang bisa ditawan syahwat dan hawa nafsunya, seperti yang
dikatakan dalam sebuah pepatah “Orang yang mengumbar pandangan matanya adalah
seorang tawanan.” Jika syahwat dan nafsu sudah menawan hati manusia, maka
memungkinkan bagi musuh dari rivalnya untuk melancarkan siksaan kepadanya,
sehingga dia seperti anak burung di tangan anak kecil yang memainkannya sesuka
hati.
7.
Menutup
pintu neraka Jahannam
Pandangan mata adalah pintu syahwat yang
menuntut pelaksanaannya. Pengharaman Allah dan syariat-NYA merupakan tabir penghalang
untuk mengumbar pandangan. Siapa yang merusak tabir ini, dia akan berani
melanggar laranggan. Dia tidak akan berhenti pada satu tujuan saja. Jiwa manusia
tidak menentang tujuan yang sudah diperoleh, lalu dia ingin mendapatkan
kesenangan dalam hal yang baru lagi. Orang yang sudah terbiasa dengan sesuatu
yang pernah ada, tidak meolak untuk menerima sesuatu yang baru, apalagi jika
sesuatu yang baru itu tampak lebih indah. Menahan mata bisa menutup pintu ini,
yang karenanya banyak raja-raja tidak mampu mewujudkan apa yang diinginkannya
8.
Menguatkan
dan mengokohkan akal
Mengumbar pandangan mata tidak dilakukan
kecuali oleh orang yang lemah akalnya, gegabah dan tidak mempedulikan akibat
dikemudian hari. Orang yang cemerlang akalnya adalah yang bisa mempertimbangkan
akibat. Andaikata orang yang mengumbar pandangan mengetahui akibat dari
perbuatanya, tentu dia tidak akan berani lancang mengumbar pandangan.
9.
Membebaskan
hati dari syahwat yang memabukkan dan kelalaian yang melenakan
Mengumbar pandangan mata pasti akan membuat
pelakunya lalai terhadap Allah dan memikirkan hari akhirat serta membuatnya
mabuk kepayang dalam tawanan cinta.
Pandangan mata adalah segelas arak cinta
yang dapat mabuk bila meminumnya. Mabuk cinta jauh lebih parah daripada mabuk
karena arak. Orang yang mabuk karena arak bisa segera sadar kembali, kecuali
jika dia sudah berada di ambang kematian.
Faidah menahan pandangan mata dan bencana
mengumbarnya jauh lebih banyak dari apa yang kami sebutkan di sini. Ini hanya
dimaksudkan untuk memberi peringatan, terutama pandangan yang tertuju kepada sesuatu yang tidak dibutuhkan menurut
syariat, seperti memandangi para pemuda yang tampan. Karena memandang mereka
adalah racun yang mematikan dan penyakit yang ganas.
~Abu Al-Ghifari.2007:90-94~