Jika jilbab identik dengan kudung gaul, maka jilbab tak
berfungsi lagi sebagai pelindung wanita dari godaan laki-laki.
Firman ALLAH SWT :
“Hai Nabi!
Katakanlah pada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang
mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang
demikian itu agar mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.
Dan ALLAH Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Ahzab 33:59)
Dari cerita di atas, nampak bagaimana seorang yang berkerudung
menjadi pusat perhatian dan sasaran mata keranjang. Tentu hal ini akibat adanya
pelanggaran yang dilakukan wanita tersebut dalam berpakaian. Karena jilbab yang
sesungguhnya justru menjaga wanita dari godaan laki-laki sebagaimana yang
dituntut oleh ayat tersebut.
Dalam penafsiran yang lebih khusus, jilbab berfungsi menjaga
nafsu birahi laki-laki yang biasanya bangkit dengan melihat aurat wanita. Tak
heran jika jilbab yang sebenarnya menutupi seluruh tubuh kecuali muka dan
telapak tangan. Mengapa demikian? Karena seluruh tubuh wanita adalah aurat atau
bisa membangkitkan nafsu birahi laki-laki.
Munculnya kudung gaul secara syar’i bisa dikategorikan jilbab
yang sesungguhnya bukan jilbab (jilbab palsu) karena tidak memenuhi jilbab
sebagaimana dituntut Islam. Bahkan mereka yang telah terjerumus ke dalam mode
pakaian seperti ini tergolong berbuat fakhisah
yaitu suatu kejahatan yang bukan saja merugikan diri sendiri tapi juga
menjerumuskan orang lain pada lembah kehinaan.
“Wanita
yang berpakaian tapi telanjan, yang selalu maksiat dan menarik orang lain untuk
berbuat maksiat. Rambutnya sebesar punuk unta. Mereka tidak akan masuk surga,
bahkan tidak akan mencium wanginya, padahal bau surga itu tercium sejauh
perjalanan yang amat panjang” (HR. Muslim)
Sumber :
Penulis : Abu Al-Ghifari,15-16:2007
0 komentar:
Posting Komentar